Ayo ke Telaga Tontong Sama anak2 disore hari

IMG_0047

 

IMG_0030

IMG_0031

IMG_0032  IMG_0033 IMG_0034 IMG_0035 IMG_0036 IMG_0037 IMG_0038 IMG_0039 IMG_0040 IMG_0041 IMG_0042  IMG_0044  IMG_0032

Keadaan Telaga Setelah Diharap

TELAGA YANG DULU

t1

P1020245

t3

t2

MAAF KEADAAN TELAGA PADA SAAT INI BELUM ADA GAMBARNYA YAA… Soal belum selesai direhab, tapi jangan kuatir suatu saat akan kami posting dan tidak akan mengecewakan

Program

  1. Pemetaan , Pencarian persebaran mata air Riserch ini bertujuan untuk mengetahui peta persebaran mata air bawah tanah, dan kegiatan ini bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.,
  2. Mendukung Kelompok Pelestari Telaga dan Sumber Air Konservasi yang menjadi sebuah idealisme KPTSA untuk ikut menyumbang pencegahan pemanasan Global atau yang sering di sebut Climat cange, yang dirasakan oleh masyarakat Dunia saat ini. Sehingga langkah-langkah itu menjadi sebuah wujud dukungan kepada masyarakat Mengger dan sekitar telaga Tontong pada khususnya .

PERMASALAHAN yang Ada

Pada saat ini dunia digencarkan dengan Global warming yang merupakan suatu fase perubahan iklim akibat efek Gas Rumah Kaca yang terjadi dengan begitu cepat. Setelah di kaji lebih dalam, manusia cukup banyak menyumbang penyebab Global warming, mulai dari masyarakat kota hingga ke pedesaan.

Beberapa penyebab terjadinya global warming yang menjadi kajian di Desa Karangasem Gunungkidul di antaranya:

  1. Akhir-akhir ini masyarakat tidak mengindahkan aturan penebangan pohon, walaupun pohon di anggap miliknya sendiri namun masyarakat belum mengatahui akibat yang terjadi. Hutan menjadi gundul, karena memang selama ini kurangnya kesadaran masyarakat untuk mereboisasi, penebangan total tidak tebang pilih. Di sisi lain tumbuhan sudah banyak yang punah di lihat dari jenis-jenisnya
  2. Hewan banyak yang punah di akibatkan banyaknya pemburu yang tidak ada pelarangan untuk membunuh hewan-hewan
  3. Banyaknya penggunaan pupuk kimia sehingga Kesuburan Tanah menurun, dan tentunya hasil panen tidak bisa memberikan hasil yang maksimal
  4. Goa banyak yang sudah tidak aktif, stalaktit dan stalakmit banyak yang mati, karena goa banyak yang dibuat membuang sampah
  5. Kebudayaanlokal banyak yang sudah terkalahkan oleh tradisi TV atau budaya modern, ketoprak mati, gobag sodor sudah hilang dll
  6. Bencana bukan takdir karena kebanyakan ulah kita seperti kekeringan,
  7. Belum adanya mitigasi-mitigasi bencana yang di lakukan sedangkan kita yang khususnyaKarangasem berada dalam wilayah yang kering
  8. Pengelolaan ternak sering sebagai hewan klangenan dan kurang memiliki pengetahuan tentang managemen peternakan, kelompok ternak dengan system kelola individu bukan kelompok
  9. Pertanian yang belum optimal dalam pemasaran karena hasil tani masih di jual pada tengkulak dan hanya sebatas bahan mentah yang di jual belum sampai pada orientasi nilai tambah.
  10. Nelayan hanya sering berorientasi pada hasil dan belum sampai pada tangkap pilih

Global warming mengakibatkan suhu atmosfier yang semakin panas, gelombang panas dan badai di seluruh dunia semakin meningkat, dan pemanasan suhu itu akan mencairkan ES yang ada di kutub 4-8 inci dan juga akan menyebabkan permukaan laut akan naik 7-23 inci sehingga sudah menjadi kewajaran ketika di Pantai terjadi abrasi Hal ini juga mulai dirasakan oleh masyarakat yang notabene berada di wilayah pedesaan sekalipun termasuk wilayah Desa Karangasem Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta

Selanjutnya dari dampak yang timbul dari ulah manusia yang kadang dalam prilaku kehidupannya banyak yang tidak menggunakan pertimbangan-pertimbangan ekologis juga memberikan kontribusi yang besar terhadap Global warming.Salah satu contoh perlaku yang di lakukan manusia adalah penebangan hutan yang tidak mengindahkan aturan. Dari hal tersebut terjadilah perubahan suhu menyebabkan semakin tingginya penguapan dan yang menjadikan  krisis air. Mata air sudah banyak yang mulai berkurang dan bahkan ada yang sudah mati Di sisi lain, kebutuhan air semakin banyak karena pertumbuhan penduduk juga semakin mengalami pertambahan setiap tahunnya. Menurut standar WHO kebutuhan air setiap orang butuh 125 liter / orang / hari. Dan Pemerintah menetapkan kebutuhan dasar minimum sebesar 10m³ / keluarga / bulan   atau 60 liter / orang / hari dalam setiap hari. Sebenarnya, dulu ada beberapa telaga yang  pernah menopang kebutuhan air masyarakat yang berada di kawasan karst seperti Desa Karangasem Paliyan Gunungkidul, namun sekarang sudah mengering akibat penguapan yang menjadi efek global warming. Karena sebuah pemanasan global pula curah hujan sudah mulai tidak menentu, sehingga masyarakat petani tidak bisa lagi menggunakan Ilmu “titenya” dalam mengetahui kapan mulai Hujan dan kapan mulai kemarau, hal ini juga sangat mempengaruhi panen yang akan di dapatkan.

VISI dan Misi KPTSA

KPTSA

(KELOMPOK PELESTARI TELAGA dan SUMBER AIR

VISI

  • MEWUJUDKAN KESEIMBNGAN ANTARA MANUSIA DAN ALAM

MISI

  1. MENDORONG MASYARAKAT MENUJU KONSERVASI
  2. PENDIDIKAN LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTA
  3. PEMBERDAYAAN EKONOMI MANDIRI

TUJUAN

  • Menjaga dan melestarikan Telaga, dan Sumber Air serta budaya di sekitarMengger desa Karangasem
  • Memberikan informasi tentang kesiap-siagaan bencana (Air, Gempa dan Gunung meletus
  • Menciptakan masyarakat mengger desa Karangasem dan Paliyan pada umumnya untuk peduli kepada    lingkungan
  • Membentuk kelompok-kelompok usaha masyarakat Karangasem yang berwawasan kemandirian

 RENSTRA(RENCANA STRATEJIK)

  •  Tahun 1 (2010)
    Terbentuk struktur kepengurusan
    Terbentuknya  Visi, Misi serta program kerja KPTS
  • Tahun 2 (2011- 2013 )Terwujudnya pembangunan telaga tontong yang permanen
  •   Tahun 3 (2013 sd 2016)
    Terwujudnya sumur pompa disekitar telaga tontong berserta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya serta terwujudnya bumi perkemahan.